Minggu, 30 Juli 2017

Bahaya Ban Vulkanisir

Ban Baru vs Ban Vulkanisir

Ban, atau roda yang selalu terpasang pada kendaraan memang sangat penting perananya. Maka dari itu perlu diperhatikan kondisinya baik dari segi umur, tingkat keausan (hal ini terkait dengan faktor eksternal/jalan), dan jenis atau type ban itu sendiri.
Ban Vulkanisir
Ban Vulkanisir Tempel

Sering sekali kita mendengar istilah ban baru dan Ban Vulkanisir atau ban bekas yang direkondisi menjadi seperti baru lagi. Untuk ban baru tentu sudah tidak perlu ragu lagi ketika akan digunakan dengan ketentuan spooring dan balancing sudah beres dilakukan.

Sedangkan untuk ban vulkanisir, kita harus waspada dan disarankan jangan menggunakannya.
Vulkanisir pada ban bekas biasanya dilakukan dengan metode menyayat pola pada ban sesuai pola asli untuk memperjelas pola yang sudah aus atau hilang, ini beresiko ban semakin tipis dan mudah bocor atau pecah. Dan metode vulkanisir tempel yang bisa dilihat pada gambar diatas, juga sangat tidak disarankan, karena lapisan bisa saja terlepas saat mobil sedang dikendarai dan memiliki tingkat kenyamanan dan keamanan yang sangat buruk.

Banyak diantara kita yang belum paham tentang resiko dan akibat yang ditimbulkan bila menggunakan ban rekondisi tersebut.
Alasan harga adalah yang selalu dibicarakan. Lalu apakah keselamatan pengendara dan penumpang harus diabaikan? Coba direnungkan.

Dalam sebuah ban ada beberapa bagian dan bahan material yang berbeda-beda, hal ini terkait dengan tipikal ban, dan faktor penentu kekuatan dari ban itu sendiri. Lihat gambar berikut
ban vulkanisir
penampang ban

Secara struktur ban memiliki lapisan-lapisan material yang didesain khusus untuk menahan beban berat kendaraan serta muatanya. Dengan catatan, daya tahan ban juga ada umur serta batasan dalam penggunaannya. Beberapa faktor penyebab ban cepat aus atau botak sangat erat kaitanya dengan penggunaan ban tersebut seperti :

  • Kondisi Jalan
  • Kondisi tekanan angin
  • Kondisi muatan kendaraan
  • Kondisi velg dan keseimbangan kendaraan
  • Jenis ban dan usia pakai sesuai masa kadaluwarsa ban tersebut.

Pada ban, ketebalan material karet lapisan terluar sangat menentukan tingkat kenyamanan dan keamanan dalam berkendara. Hal ini karena ban didesain dan dibuat sangat kuat, balance atau seimbang dan presisi, guna mencegah terjadinya slip, baling, atau ban pecah akibat tekanan.

Apabila struktur ban berubah bentuk sedikit atau sering dibilang benjol sedikit saja, maka rasa kenyamanan berkendara akan terganggu, karena ban yang benjol atau tidak memiliki tekanan yang sama, akan menyebabkan posisi titik kesimbangan kendaraan tidak seimbang. Dan ban seperti ini biasanya adalah ban bekas pakai yang direkondisi, atau ban yang sudah kadaluwarsa atau ban yang usia pakainya tinggi.

Nah, kebanyakan dari kita yang sering mengalami ketidaknyamanan pada kendaraan akibat ban benjol selalu menduga ada kerusakan pada bagian kemudi, kaki-kaki, atau velg. Perlu diingat bahwa usia ban adalah 3 tahun sejak ban diproduksi. dan resiko serta bahaya ban vulkanisir bagi kendaraan dan pengendara adalah:
  • Hilangnya keamanan bagi mobil dan pengendara karena resiko ban pecah lebih besar, karena lapisan yang rekatakna dapat saja mengelupas sewaktu-waktu ketika dalam perjalanan.
  • Hilangnya kenyamanan (selip, baling, limbung, bergelombang) dalam berkendara, karena porsi ketebalan yang tidak lagi presisi.
  • Ban kehilangan traksi secara signifikan karena bedanya material lapisan alas ban dengan bagian sisi ban, serta adanya celah antara lapisan alas dan lapisan dalam ban asli.
Saran terbaik, dengan kondisi masih utuh ataupun sudah botak, sebaiknya segera diganti dengan ban baru. Karena kenyamanan dan keselamatan berkendara adalah hal utama.

Anda juga dapat membaca:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar