Sabtu, 01 Maret 2025

Tekhnologi Catalytic

Tekhnologi Katalitik pada Mobil

Sejarah, Fungsi, dan Penggunaannya Saat Ini

Catalytic Converter
Catalytic Converter 


1. Pengertian Tekhnologi Catalytic Converter

Teknologi katalitik, atau lebih dikenal sebagai catalytic converter, adalah komponen dalam sistem pembuangan mobil yang berfungsi untuk mengurangi emisi gas buang berbahaya. Catalytic converter menggunakan reaksi kimia untuk mengubah karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan nitrogen oksida (NOx) menjadi gas yang lebih ramah lingkungan seperti karbon dioksida (CO₂), nitrogen (N₂), dan uap air (H₂O).


2. Sejarah dan Perkembangan Catalytic Converter

  • 1970-an: Pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat sebagai respons terhadap regulasi emisi yang lebih ketat, terutama oleh Environmental Protection Agency (EPA).

  • 1980-an: Mobil dengan mesin injeksi bahan bakar mulai menggunakan catalytic converter secara luas.

  • 1990-an - 2000-an: Teknologi berkembang dengan penggunaan material seperti platinum, paladium, dan rhodium untuk meningkatkan efisiensi konversi emisi.

  • 2010-an - Sekarang: Seiring dengan pengembangan mobil listrik dan hibrida, peran catalytic converter mulai menurun, meskipun masih digunakan pada kendaraan berbahan bakar konvensional.


3. Jenis Catalytic Converter

  • Two-way catalytic converter (digunakan pada mesin bensin lawas): Mengubah CO dan HC menjadi CO₂ dan H₂O.

  • Three-way catalytic converter (digunakan pada mobil modern): Mengurangi CO, HC, dan NOx secara bersamaan.

  • Diesel oxidation catalyst (DOC): Diterapkan pada mobil diesel untuk mengurangi CO dan HC, sering dikombinasikan dengan filter partikulat diesel (DPF).



4. Merek Mobil yang Masih Menggunakan Catalytic Converter


Sebagian besar mobil berbahan bakar bensin dan diesel masih menggunakan catalytic converter, terutama karena regulasi emisi yang ketat. Beberapa merek yang masih menggunakannya termasuk:

  • Toyota: Model seperti Toyota Corolla, Camry, dan Fortuner Diesel masih menggunakan catalytic converter.

  • Honda: Civic, CR-V, dan Accord dengan mesin bensin masih menggunakannya.

  • Ford: Model seperti Ford Ranger dan Everest masih mengadopsi teknologi ini pada varian diesel dan bensinnya.

  • Volkswagen: VW Golf, Passat, dan Tiguan masih dilengkapi dengan catalytic converter untuk memenuhi standar Euro 6.

  • BMW & Mercedes-Benz: Pada model bermesin bensin dan diesel, terutama dengan teknologi BlueTEC pada Mercedes-Benz yang menggabungkan catalytic converter dan sistem AdBlue.
  • Hyundai & Kia: Model seperti Hyundai Tucson, Kia Sportage, dan Santa Fe masih menggunakan catalytic converter untuk memenuhi standar emisi di berbagai negara.


5. Merek Mobil yang Tidak Lagi Menggunakan Catalytic Converter

Sebagian besar mobil listrik tidak memerlukan catalytic converter karena tidak memiliki emisi gas buang. Merek-merek yang sudah beralih ke mobil listrik dan tidak lagi menggunakannya pada beberapa model mereka antara lain:

  • Tesla: Semua model (Model S, 3, X, Y) tidak menggunakan catalytic converter karena sepenuhnya berbasis listrik.

  • BYD: Mobil listrik seperti BYD Han, Dolphin, dan Atto 3 tidak memiliki catalytic converter.

  • Nissan (pada model EV): Nissan Leaf dan Ariya sepenuhnya listrik, sehingga tidak membutuhkan sistem ini.

  • Hyundai (pada model EV): Ioniq 5, Ioniq 6, dan Kona Electric tidak menggunakannya.

  • Rivian & Lucid: Sebagai produsen mobil listrik murni, semua model mereka tidak memiliki catalytic converter.


6. Alasan Mengapa Beberapa Merek Tidak Menggunakan Catalytic Converter

  • Beralih ke Mobil Listrik: Mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang, sehingga tidak perlu catalytic converter.

  • Regulasi Emisi yang Ketat: Beberapa negara mulai melarang mesin berbahan bakar fosil dalam beberapa dekade ke depan, membuat produsen lebih fokus pada teknologi listrik atau hidrogen.

  • Efisiensi & Biaya Produksi: Mobil listrik mengurangi ketergantungan pada logam mulia seperti platinum, rhodium, dan paladium yang digunakan dalam catalytic converter.

  • Pemeliharaan & Ketahanan: Catalytic converter rentan terhadap kerusakan akibat bahan bakar berkualitas buruk atau kontaminasi dari oli dan zat lain, yang membuat pabrikan mencari alternatif yang lebih tahan lama.


7. Kesimpulan

Teknologi catalytic converter masih digunakan secara luas di mobil bermesin bensin dan diesel untuk memenuhi standar emisi yang semakin ketat. Namun, seiring peralihan industri otomotif ke kendaraan listrik, penggunaannya mulai menurun. Merek-merek seperti Tesla, BYD, dan Nissan telah meninggalkan teknologi ini pada model listrik mereka, sementara merek seperti Toyota, Honda, dan Volkswagen masih menggunakannya pada kendaraan berbahan bakar fosil.

Seiring perkembangan teknologi, catalytic converter mungkin akan digantikan oleh solusi yang lebih ramah lingkungan, seperti sistem pengurangan emisi berbasis hidrogen atau material alternatif untuk netralitas karbon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar